Sejarah GSJA

Tanggal 11 September 1963 dimulai dengan Kebaktian Anak Sekolah Minggu disebuah ruangan yang berukuran 3x4 meter diruang tamu dari rumah Bapak Yusuf Ruslim. Satu tahun kemudian dari kebaktian Sekolah minggu dibawah pimpinan Bapak Timothy Zakaria membuahkan hasil sebab orang-orang dewasa mulai berdatangan dan terbentuklah ibadah dewasa dengan Bapak Jonatan Pribadi sebagai Gembala sementara.

Dengan dukungan penuh dari Gembala Sidang pusat maka dimulailah kebaktian cabang di Jembatan Hitam dalam No.21 Jakarta, di sebuah gang yang sempit di perkampungan yang kumuh pada waktu itu. Jemaat semakin berkembang dan ruangan kebaktian pun di perluas dengan jalan Bapak Yusuf Ruslim sebagai pemilik rumah merelakan ruang tamunya untuk dapat dipakai Ibadah. Tahun 1965 muncul pula kebaktian baru untuk kaum muda tanggal 2 maret 1966 kembali sejarah mencatat dengan munculnya kebaktian Doa di Jembatan Hitam.

Seiring dengan bertambahnya jemaat maka ruang kebaktian pun tidak memadai lagi maka pada tahun 1968 Bapak Yusuf Ruslim sebagai pemilik rumah merelakan ruang tempat tidurnya untuk dipakai sebagai tempat ibadah dan keluarga bapak Yusuf Ruslim terpaksa mengungsi ditempat lain. Tahun 1969 panitia pembangunan dibentuk dan mulai bekerja untuk membangun dan merenovasi total rumah untuk menjadi tempat ibadah.

Ketika tempat mulai diperluas, maka munculah pelayanan baru yakni dengan dibukanya kebaktian kaum Wanita yang diadakan pada tanggal 15 Januri 1970. Suatu anugerah Tuhan yang luar biasa, ketika ruangan sudah tidak muat lagi Bapak Yusuf kembali merelakan rumahnya untuk diserahkan kepada Tuhan. Kemudian tahun 1975 kembali di bentuk panitia untuk membangun tempat ibadah dan satu tahun kemudiantahun 1976 Bapak Jonatan Pribadi melepaskan jabatannya sebagai anggota majelis di Gereja Pusat dan sepenuhnya melayani di Jembatan Hitam. Tahun 1978 bagian bangunan rumah disebelah kanan dibeli dan dibangun tempat ibadah.

Tahun 1982 Bapak Jonatan Pribadi dengan pergumulan yang luar biasa akhirnya memutuskan melayani sepanuh waktu/fulltime. Sebagai Gembala Sidang di GSJA Jembatan Hitam. Pada akhirnya Gereja Pusat memutuskan untuk menempatkan Bapak Jonatan Pribadi sebagai Gembala Sidang di Jembatan Hitam.

Beberapa senior telah diberikan tawaran untuk menjadi Gembala tetapi semuanya menolak. Hal ini disebabkan karena keadaan gereja di dalam gang yang sempit, ditambah dengan jemaat yang terdiri dari encim-encim dengan keadaan social yang sangat sederhana. Pada tahun 1980-an Bapak Jonatan kembali dari Korea. Ini merupakan tahun yang luar biasa. Dengan semangat yang menggebu-gebu dibukalah beberapa perintisan yang baru diantaranya :

1. GSJA Teluk Gong
Cabang-cabang:
a. Kebon Jahe
b. Taman Bandara
c. Kapuk Muara
d. Jelambar

2. GSJA Cengkareng
Cabang-cabang:
a. Menceng Jaya
b. Lingkungan III Tegal Alur
c. Fajar Baru
d. Kampung Duri

3.GSJA Karawaci
Cabang-cabang:
a. Perumahan Duta Lestari
b. Kampung Legok
c. Cimone Permai

4. GSJA Royal
Cabang-cabang:
a. Bhakti
b. Sinar Budi

5. GSJA Kapuk
Cabang-cabang:
a. Kapuk Sawah

6. GSJA Songsi
Cabang-cabang :
a. Poris Indah
b. Cengkareng Indah

7. GSJA KFT

Bukan Itu Saja
Gereja-gereja kecil inipun mulai bertumbuh dan menjadi besar. GSJA Jembatan Hitam bukan hanya melahirkan gereja-gereja kecil tapi sekolah TK-SD-SMP-SMA-SMEA telah dilahirkan didaerah jelambar, Jl.Setia Jaya 100. Dan diberi nama Sekolah Kristen “ Pancaran Berkat” karena memang ini merupakan Pancaran Berkat dari Tuhan.
Tahun 1990 karena dirasakan pertumbuhan yang semakin bertambah dan lingkungan yang tidak lagi mendukung, maka dibelilah sebidang tanah di jalan Bandengan Selatan No.41 B. Dengan pergumulan doa dan air mata, pada tahun 1991 mulai dibangun sebuah rumah ibadah bagi kemuliaan Tuhan dan 28 Agustus 1993 di tahbiskan menjadi GSJA Bandengan Selatan hingga kini.
Tahun 1997 GSJA Bandengan Selatan mulai berkenalan dengan speed Plaza dan kemudian bergabung dengan kegerakan IGMN. Setahun kemudian bergabung lagi dengan P3-1000 hingga kini menjadi Unity Movement Ministries.
 
Copyright (c) 2013 by GSJA Bandengan Selatan